WASH, Keterampilan Penting Saat Bencana

KSR UNDIP mengirim delegasinya yakni Aqnaa Saffero Az (D20) untuk mengikuti rangkaian pelatihan Water Sanitation And Hygiene Promotion (WASH) selama 9 hari pada tanggal 1-9 November 2018 yang diadakan oleh KSR UNS di Tawangmangu, Jawa Tengah. Acara ini diikuti oleh 25 peserta dari perwakilan unit di berbagai daerah di Indonesia. Pelatihan teknis ini merupakan pelatihan WASH pertama se-Indonesia yang diadakan oleh perguruan tinggi dengan mengangkat Tema “Membentuk Relawan Mahasiswa yang Terampil dan Militan di Bidang WASH”. Diharapkan peserta yang mengikuti pelatihan ini bisa menjadi relawan yang mampu terjun kebencana secara langsung karena disaat bencana bisa dipastikan bahwa krisis air akan terjadi, dan hanya sedikit orang yang memahami tentang Water Sanitation and Hygiene Promotion (WASH), tutur Luqman Satria Pradana selaku Ketua Panitia Pelatihan Teknis WASH KSR PMI Unit UNS.
Kamis (01/11) – Grand Opening Pelatihan Teknis Water Sanitation and Hygiene Promotion (WASH) Korps Sukarela Palang Merah Indonesia 2018 diadakan di Ruang Sidang IV Rektorat UNS yang dihadiri oleh perwakilan PMI Pusat, Kepala Bidang Relawan, H. Muhammad Muas, S.H., Perwakilan PMI Kota Solo Bpk. Budi Purwanto M.Si dan M. Farid Sunarto, S.pd serta perwakilan Walikota Surakarta Ir. Lilik Joko Septyanto. Pelatihan ini difasilitasi oleh Pak Andi Pramo (PMI Kab. Temanggung), Pak Edi Sugianto (PMI Kab. Pati), Pak Yudiono (PMI Banjarnegara)Materi pelatihan selama lima hari dikemas dalam 3 topik besar yaitu Pengolahan Air, Sanitasi dan Promosi Kesehatan.

Pelatihan yang diadakan selama 9 hari ini dibagi menjadi 2 kegiatan, yaitu materi ruangan selama 5 hari dan simulasi lapangan selama 3 hari. Pemateri dipimpin oleh 3 fasilitator yang handal di bidangnya beserta 2 relawan PMI sebagai tim WASH lain yang ikut membantu. Para peserta mendapatkan materi yang beragam, antara lain mengenai pelayanan WASH, kelompok rentan dalam situasi darurat, health and hygiene promotion, vektor control, sanitasi dan management limbah, Wash market, pengenalan alat WASH, pengelolaan air limbah rumahtangga, dsb. Pemberian materi dilengkapi juga dengan diskusi kelompok, sketsa denah camp WASH, membuat miniatur latrine dan juga praktek filtrasi pengolahan air limbah rumah tangga sederhana menggunakan pipa pralon yang diisi pasir karbon dan silica. Selama pemberian materi peserta diwajibkan mengerjakan daily test sebagai evaluasi tingkat pemahaman peserta.
Selasa (06/11) – Peserta mulai berkemas dari hotel Pringgosari, Tawangmangu, Karanganyar menuju lokasi simulasi lapangan di bantaran sungai Bengawan Solo. Sesampainya dilokasi peserta melakukan pengecekan barang yang di gudang untuk memastikan kelengkapan alat simulasi kemudian peserta mulai mensetting area camp WASH yang telah dirancang sebelumnya yaitu terdiri dari 2 tenda pleton sebagai pos kesehatan dan pos utama, 2 tenda hunian putra dan putri, Water Treatment Point, Penerangan, dsb. Pada malam hari peserta mulai membuat latrine dimulai dengan pembuatan lubang resapan dan septic tank.
Rabu (07/11) – Pada simulasi hari kedua, peserta mulai memproduksi air yang disedot dari sungai menggunakan pompa kemudian dialirkan ke tempat penampungan (raw washer) untuk dilakukan penggolahan diberi tawas dan klorin dengan perbandingan tertentu, untuk itu sebelumnya harus melakukan serangkaian tes untuk melihat kelayakan sumber air (air baku) dan menentukan metode perawatan air dari air yang sudah dites. Pengetesan air dengan menggunakan tubirdity tube bertujuan untuk melihat tingkat kekeruhan sumber air, dan menentukan dosis optimum aluminium sulfat yang diperlukan untuk menjernihkan air baku dengan target < 20 NTU untuk diolah lebih lanjut ke alat penjernih air, < 5 NTU untuk diolah lebih lanjut tanpa alat atau untuk dikonsumsi. Air yang > 5 NTU tersebut selanjutnya diolah menggunakan mesin Water and Treathment Point (WTP), kemudian hasilnya dialirkan ke bladder sebagai penampung, lalu dilakukan pengecekan menggunakan pool tester untuk menentukan apakah PH dan clorinnya sudah sesuai, setelah itu, air akan dialirkan melalui pipa yang siap dipergunakan warga.
Kamis (08/11) – Pada simulasi terakhir peserta mulai melakukan proses akhir merangkai bangunan latrine dengan menggunakan bahan aluminium dan membuat cor-coran untuk menutup lubang resapan. Pada siang hari latrine pun siap dipakai.

Pembangunan latrine

Jumat (09/11) – Para peserta mulai berkemas dan membongkar area camp untuk selanjutnyaergi ke toko oleh-oleh orion dan melanjutkan perjalanan ke Griya PMI. Di Griya PMI, peserta dapat menerapkan ilmu yang sudah didapatkan, yaitu hygiene and promotion, kepada teman-teman yang memiliki masalah kejiwaan (OMDK) di Griya PMI. Di Griya PMI, mereka diberikan perawatan baik medis maupun spiritual dengan pendekatan rohani, sehingga diharapkan dapat memberikan perubahan positif bahkan ada pasien yang dipulangkan karena kondisinya telah stabil. Para peserta diberikan kesempatan untuk bermain dan berkomunikasi langung dengan mengajarkan cara cuci tangan dengan benar. Setelah acara di Griya PMI selesai para peserta kembali ke gedung rektorat UNS.
Pelatihan Water Sanitation And Hygiene Promotion (WASH) ini diakhiri dengan penutupan acara. Pelatihan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan mengenai Water Sanitation And Hygiene (WASH). Semoga ilmu yang telah didapatkan oleh peserta terutama Aqnaa Saffero Az (D20) selaku perwakilan KSR Undip dapat bermanfaat dan dapat disalurkan kepada anggota KSR Undip yang lain. (Aqnaa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *